Jumat, 21 Desember 2012

cinta


Move On

Tania dan Riki mempunyai hubungan kurang lebih delapan belas bulan lamanya. Tania sudah nyaman dengan hubunganya yang sekarang ini namun akhir – akhir ini Tania merasa ada yang berbeda dengan sikap dan tingkah laku Riki.
Bahkan Tania merasa Riki seperti tidak mencintainya. Dan beberapa hari ini Riki tidak menghubungi Tania. Tania pun mengirimkan pesan sms kepada Riki.
hai apa kabar?, kenapa beberapa hari ini ga hubungin aku ? i miss you J
pesan ini pun Tania kirim dengan berharap Riki membalasnya. Tania pun selalu melihat handphonenya apakah ada jawaban dari Riki dan ternyata,
baik – baik aja, sorry aku sibuk akhir – akhir ini.
Dan Tania sangat kecewa ketika Riki membalasnya dengan sangat singkat, ia merasa ini bukan Riki yang selama ini selalu menemani hidupnya dan ia cintai.
Ketika Tania akan membalas pesan tersebut ternyata Riki mengirim satu pesan.
Sekarang kita ketemuan di tempat biasa, aku tunggu kamu
Riki mengirimkan pesan tersebut Tania tiba – tiba senang lalu kekecewaan nya tertutupi oleh pesan tersebut.
Oke J
Tania berharap pertemuan ini ia akan menyanyakan tentang mengapa Riki berubah kepada dirinya dan ada faktor apakah.
          Sesampainya Tania di tempat biasa mereka selalu bertemu, ternyata Riki sudah ada terlebih dalhuludi tepat tersebut.
“ hai sayang nunggu lama ya? Sorry” sambil menatap Riki dan memegang taganya.
“ ga gapapa” sambil memasang muka dingin
“ ohiya ada yang mau aku obrolin?” sambil tersenyum melihat kedua bola mata Riki
“ aku juga sama ada yang mau aku bicarakan” jawabnya
“ yaudahh kamu dulu”
“ langsung ke inti aku rasa hubungan kita harus di akhiri” sambil menatap Tania
Ketika Tania mendengar perkataan itu dia hanya terdiam dan merasakan sakit yang begitu dalam di hatinya seperti ia sedang terjatuh ke dalam jurang yang begitu dalam dan curam.
“ apaa alasanya kamu ingin akhiri hubungan ini” measang muka sembab
“ aku rasa hubungan kita udah ga baik seperti dulu lagi?” jawabnya
“ menurut aku baik – baik aja tapi akhir –akhir ini kamu berubah bukan Riki yang selama ini aku kenal”sambil memegang tanangan Riki dan  meneteskan air mata
“ ya aku tau aku emang berubah, aku udah ga mencintaimu lagi karena aku sudah mempunyai wanita yang baru” jawabnya
“ apaaa !!!!!!!!!! aku ga percaya sejahat ini kah kamu ke aku” sambil memukul Riki dan menangis
“ aku emang begini, jadi terima atau ga terima kamu putus sama aku, aku anggap kita putus” sambil berdiri dan meninggalkan Tania
          Tania pun mengangis dan terpukul bahkan yang ia jalani selama delapan belas bulan ini hanya sia -  sia, begitu banyak kenangan yang mereka alami suka, duka, dan kebahagian yang selama ini Tania rasakan hanya sampah yang begitu saja di buang.
Hari demi hari Tania hanya mengurung di kamar ia hanya melihat foto mereka berdua ketika mereka berdua masih mempunyai hubungan. Tania mencoba untuk melupakan Riki tapi semakin ia melupakan semakin sulit untuk dilupakan.
Selina dan Caca adaah sahabat Tania. Mereka pun merasa sedih melihat sahabatnya begini. Mereka pun pergi ke rumah Tania untuk melihat keadaanya.
Sesampainya mereka di rumah Tania mereka menemui Tania yang sedang berada di kamar.
“ Taniaa” mereka berdua sambil mengetuk pintu
“ siapa “ sahut Tania
“ ini aku Selina sama Caca”
“ oh masuk aja” jawabnya
Ketika mereka memasuki kamar Tania keadaan kamarnya cukup berantakan mereka pun ikut terpukul atas keadaan yang  Tania rasakan.
“ Tan kamu gapapa kan, aku sedih liat kamu begini?” tanya Caca
“ aku gapapa” sambil memasang muka yang begitu sembab
“ Tan aku sama Caca akan selalu ada di samping kamu.” Sahut Selina dan memegang tangan Tania
“ kalian tau ga betapa sulitnya aku buat lupain itu cowok”
“ aku tau untuk kita move on itu cukup sulit jika kita berusaha, kita bisa” jawab Caca
“ ya aku udah cukup berusaha tapi semakin aku lupa dia semakin aku ingat dia”
“ Tan kita di beri pilihan untuk memilih ini yang diberikan tuhan untuk kita agar kita mempunyai pilihan, terus kamu percuma mau tangisiin dia sampai berdarah pun tetep tuh cowo berengsek ga perduliin kamu kan.” Tanya Selina sambil menatap mata Tania dan memegang jemarinya
Tania pun terdiam ketika Selina memberi pendapat tersebut Tania pun berfikir dan berkata di dalam hatinya
Benar yang aku lakuin selama ini sia – sia, cukup lama aku menangisi hubungan yang sudah tidak berguna lagi hanya mereka berdua yang selalu menemaniku suka atau pun duka. Aku sahabat yang jahat ketika aku bahagia aku melupakan mereka ketika aku sedang sekarang ini mereka disampingku dan memberi motifasi kepadaku.
Tania pun memegang tangan Selina dan Caca.
“ Selin, Ca maafin aku ya aku sahabat yang jahat ketika aku bahagia aku lupa kalian, tapi kalian ketika aku seperti saat ini kalian  disamping aku dan aku mulai mengerti bahwa  jika kita melupakan seseorang harus diikuti dengan niat yang sesungguhnya. Dan ada motifasi dari kalian semua yang membuat aku sanggup dan kuat menghadapi ini semua, dan terutama pertemanan sangat berharga melebihi apapun ” sambil meneteskan air mata.
“ iya Tan gapapa aku ngerti, malahan aku seneng kamu menyadarinya dan aku ikhlas lakuin ini buat kamu sahabatku”jawab Caca
“ iya Tan aku seneng kamu sadar. Bahagiamu bahagiaku juga sahabatku”jawab Selina
“oh iya tan satu lagi ketika kita sedang menghadapi keadaan seperti ini memang sulit untuk  Move On terutama melupakan semuanya, tapi diikuti dengan niat dan keikhlasan hati untuk melupakanya dan berusaha itulah menuju lembaran yang baru dan menuju kenangan yang indah. Ikutilah kata hatimu Tan ga ada yang ga bisa. Pasti kita bisa dan sanggup”
“ makasih Selin, Ca kalian memang sahabat yang berharga yang aku miliki. Aku bahagia di dekat kalian, dibandingkan sebelumnya.”







                                                                                                  

Rabu, 19 Desember 2012

cinta


VESPA
          Namaku Erika aku anak pertama di keluargaku. Aku dan keluarga ku tinggal di lingkungan padat penduduk dan bertempat di kota Bandung. Ya rumah ku sederhana tapi didalam rumahku penuh kebahagiaan dan kasih sayang. Aku seorang remaja yang gila akan percintaan yang labil.
          Pada suatu hari rumah kontrakan di sebelah rumahku kosong dan tidak ada penghuninya. Bahkan pada suatu saat yang tepat ada keluarga yang pindah ke rumah itu. Mereka memiliki dua orang anak laki –laki dan pastinya setauku dia berumur di atasku. Ketika aku pulang sekolah aku melihat di rumah sebelah ada sebuah motor tua ‘’ PESPA’’  aku tidak mengetahui sebelumnya itu motor siapa dan ternyata motor anak ibu itu yang tinggal dikontakan sebelah rumahku.
          Aku pun menyanyakan tentang keluarga ibu tersebut ke mamahku. Kata mamahku  keluarga yang tinggal di rumah itu pindahan dari daerah Cimahi , memiliki dua orang anak laki –laki dan pastinya yang satu sudah berkerja dan satunya lagi SMA.
Hari ini hari minggu waktunya aku membereskan kamarku yang berantakan dan termasuk mengepel rumah. Ketika aku mengepel di depan rumah dengan pakaian tidur, rambut yang berminyak, anak ibu itu keluar rumah dengan motor Pespanya aku pun terkejut ketika melihat wajah anaknya yang manis, keren ya intinya aku naksir. Tapi dengan keadaan aku yang saat ini aku rasa aku gak mungkin bisa naksir dia. Senyumannya yang mendebar - debarkan hatiku membuatku luluh.
Tapi aku berfikir kembali apakah mungkin dia suka kepadaku. Kejadian hari itu tidak aku lupakan bahkan hingga saar ini aku mengingatnya terutama suara pespanya yang khas yang membuatku menginggatnya. Ya aku tau dia SMA aku SMP bahkan umur kami berbeda dan aku mempunyai keyakinan jika aku naksir dia tidak mungkin dia menyukaiku bgaikan cinta bertepuk sebela tangan . Anak ibu itu tidak selalu dirumahnya ereka selalu pergi kerumah neneknya jadi hanya kadang – kadang dia tinggal di rumahnya.
Aku tau aku emang labil yang hanya diberikan senyuman aku sudah terpukau. Pasti banyak remaja – remaja sepertiku merasakanya.
Beberapa kali aku selalu papasan dengan anak ibu itu ya responya sama seperti sebelunya hanya memberikan senyuman bahkan aku tidak mengetahui namanya. Hingga suatu waktu ketika aku pulang sekolah alam tidak mendukung terjadi hujan lebat aku luppa membawa payung dan aku terpaksa harus berdiam diri di sebuah warung depan gang rumahku. Dan sepertinya aku mendengar suara pespa yang khas yang selama ini selalu aku dengar. Dan ternyata anak ibu itu menghampiri warung yang sedang aku diami dan dia tepat di sebelahku. Disinilah aku salting aku hanya tersenyum malu dengan suasana kedinginan dan baju basah hingga akhirnya dia berkata
“ hai “ kata anak ibu itu
“ hallo” sahutku sambil menggigil kedinginan
“ ohiya kamu kan tetangga sebelah, kenalin nama aku Raflie”
“ hehe iya, nama aku Erika”
“ udah lama disini, dingin ya?”
“ lumayan sih, ga terlalu” sambil menatap matanya
“ mau pake jaket aku?”
“ a..apa enga engaa gapapa makasih “ memasang muka terkejut
“ ini baju kamu basahkan emang mau sakit?” tanyanya
“ iya tapi gausah deh, ya gamaulah siapa yang mau orang sakit hehehe”sahutku
“ udah deh ini ambil”
Hingga akhirnya aku menggunakan jaket yang di berikan dia kepadaku. Hari ini hatiku tak karuan yang aku rasakan seneng, malu dan jatuh cinta. Dan aku pun dibonceng oleh pespanya yang khas aku tak tau dia sudah mempunyai pacar atau belum tapi yang aku rasakan saat ini hanya CINTA.
Hari demi hari jarak diantara kita mulai mendekat kami sudah saling kontek - kontekan. Aku harap mengingikan yang lebih tentang hubugan kita yang sedang alami selama ini bukan hanya perteman dan aku butuh kepastian.
Dan aku pun menanyakan hubungan ini kepadanya dan jawaban dia hanya menggapku sebagai adik saja tidak lebih dia sebenarnya sudah mempunyai pacar. Ketika aku tau apa jawaban yang selama ini aku tunggu - tunggu aku hanya terdiam dan menerimanya.
Hatiku sakit, dan seharusnya dari dulu aku tak perlu mengharapkan ini tapi ini sudah jalan takdirku dan aku harus menerimanya.
Kita tidak boleh menyesali apa yang sudah terjadi ambilah hikmah di balik semua ini mungkin aku cukup berteman saja dengan dia.
Dan aku tidak akan melupakan suara ciri khas pespanya meskipun hatiku galau.
Terkadang alasan satu satunya kita mencintai seseorang hanya keadaan fisik bukan keindahan hatinya. Yang harus kita lihat adalah keindahan hatinya bukan fisik. Ya aku tau remaja sepertiku labil dengan perasaan yang berubah – ubah tapi kita harus mendengarkan kata hati jika kita memilih.