Move On
Tania
dan Riki mempunyai hubungan kurang lebih delapan belas bulan lamanya. Tania
sudah nyaman dengan hubunganya yang sekarang ini namun akhir – akhir ini Tania
merasa ada yang berbeda dengan sikap dan tingkah laku Riki.
Bahkan
Tania merasa Riki seperti tidak mencintainya. Dan beberapa hari ini Riki tidak
menghubungi Tania. Tania pun mengirimkan pesan sms kepada Riki.
hai
apa kabar?, kenapa beberapa hari ini ga hubungin aku ? i miss you J
pesan ini pun Tania
kirim dengan berharap Riki membalasnya. Tania pun selalu melihat handphonenya
apakah ada jawaban dari Riki dan ternyata,
baik
– baik aja, sorry aku sibuk akhir – akhir ini.
Dan Tania sangat kecewa
ketika Riki membalasnya dengan sangat singkat, ia merasa ini bukan Riki yang
selama ini selalu menemani hidupnya dan ia cintai.
Ketika Tania akan
membalas pesan tersebut ternyata Riki mengirim satu pesan.
Sekarang
kita ketemuan di tempat biasa, aku tunggu kamu
Riki mengirimkan pesan
tersebut Tania tiba – tiba senang lalu kekecewaan nya tertutupi oleh pesan
tersebut.
Oke
J
Tania berharap
pertemuan ini ia akan menyanyakan tentang mengapa Riki berubah kepada dirinya
dan ada faktor apakah.
Sesampainya Tania di tempat biasa mereka selalu bertemu,
ternyata Riki sudah ada terlebih dalhuludi tepat tersebut.
“ hai sayang nunggu
lama ya? Sorry” sambil menatap Riki dan memegang taganya.
“ ga gapapa” sambil
memasang muka dingin
“ ohiya ada yang mau
aku obrolin?” sambil tersenyum melihat kedua bola mata Riki
“ aku juga sama ada
yang mau aku bicarakan” jawabnya
“ yaudahh kamu dulu”
“ langsung ke inti aku
rasa hubungan kita harus di akhiri” sambil menatap Tania
Ketika Tania mendengar
perkataan itu dia hanya terdiam dan merasakan sakit yang begitu dalam di
hatinya seperti ia sedang terjatuh ke dalam jurang yang begitu dalam dan curam.
“ apaa alasanya kamu
ingin akhiri hubungan ini” measang muka sembab
“ aku rasa hubungan
kita udah ga baik seperti dulu lagi?” jawabnya
“ menurut aku baik –
baik aja tapi akhir –akhir ini kamu berubah bukan Riki yang selama ini aku
kenal”sambil memegang tanangan Riki dan
meneteskan air mata
“ ya aku tau aku emang
berubah, aku udah ga mencintaimu lagi karena aku sudah mempunyai wanita yang
baru” jawabnya
“ apaaa !!!!!!!!!! aku
ga percaya sejahat ini kah kamu ke aku” sambil memukul Riki dan menangis
“ aku emang begini,
jadi terima atau ga terima kamu putus sama aku, aku anggap kita putus” sambil
berdiri dan meninggalkan Tania
Tania pun mengangis dan terpukul bahkan yang ia jalani
selama delapan belas bulan ini hanya sia -
sia, begitu banyak kenangan yang mereka alami suka, duka, dan kebahagian
yang selama ini Tania rasakan hanya sampah yang begitu saja di buang.
Hari demi hari Tania
hanya mengurung di kamar ia hanya melihat foto mereka berdua ketika mereka
berdua masih mempunyai hubungan. Tania mencoba untuk melupakan Riki tapi
semakin ia melupakan semakin sulit untuk dilupakan.
Selina dan Caca adaah
sahabat Tania. Mereka pun merasa sedih melihat sahabatnya begini. Mereka pun
pergi ke rumah Tania untuk melihat keadaanya.
Sesampainya mereka di
rumah Tania mereka menemui Tania yang sedang berada di kamar.
“ Taniaa” mereka berdua
sambil mengetuk pintu
“ siapa “ sahut Tania
“ ini aku Selina sama
Caca”
“ oh masuk aja”
jawabnya
Ketika mereka memasuki
kamar Tania keadaan kamarnya cukup berantakan mereka pun ikut terpukul atas
keadaan yang Tania rasakan.
“ Tan kamu gapapa kan,
aku sedih liat kamu begini?” tanya Caca
“ aku gapapa” sambil
memasang muka yang begitu sembab
“ Tan aku sama Caca
akan selalu ada di samping kamu.” Sahut Selina dan memegang tangan Tania
“ kalian tau ga betapa
sulitnya aku buat lupain itu cowok”
“ aku tau untuk kita
move on itu cukup sulit jika kita berusaha, kita bisa” jawab Caca
“ ya aku udah cukup
berusaha tapi semakin aku lupa dia semakin aku ingat dia”
“ Tan kita di beri
pilihan untuk memilih ini yang diberikan tuhan untuk kita agar kita mempunyai
pilihan, terus kamu percuma mau tangisiin dia sampai berdarah pun tetep tuh
cowo berengsek ga perduliin kamu
kan.” Tanya Selina sambil menatap mata Tania dan memegang jemarinya
Tania pun terdiam
ketika Selina memberi pendapat tersebut Tania pun berfikir dan berkata di dalam
hatinya
Benar yang aku lakuin
selama ini sia – sia, cukup lama aku menangisi hubungan yang sudah tidak
berguna lagi hanya mereka berdua yang selalu menemaniku suka atau pun duka. Aku
sahabat yang jahat ketika aku bahagia aku melupakan mereka ketika aku sedang
sekarang ini mereka disampingku dan memberi motifasi kepadaku.
Tania pun memegang
tangan Selina dan Caca.
“ Selin, Ca maafin aku ya
aku sahabat yang jahat ketika aku bahagia aku lupa kalian, tapi kalian ketika
aku seperti saat ini kalian disamping
aku dan aku mulai mengerti bahwa jika
kita melupakan seseorang harus diikuti dengan niat yang sesungguhnya. Dan ada
motifasi dari kalian semua yang membuat aku sanggup dan kuat menghadapi ini
semua, dan terutama pertemanan sangat berharga melebihi apapun ” sambil
meneteskan air mata.
“ iya Tan gapapa aku
ngerti, malahan aku seneng kamu menyadarinya dan aku ikhlas lakuin ini buat
kamu sahabatku”jawab Caca
“ iya Tan aku seneng
kamu sadar. Bahagiamu bahagiaku juga sahabatku”jawab Selina
“oh iya tan satu lagi
ketika kita sedang menghadapi keadaan seperti ini memang sulit untuk Move On terutama melupakan semuanya, tapi
diikuti dengan niat dan keikhlasan hati untuk melupakanya dan berusaha itulah
menuju lembaran yang baru dan menuju kenangan yang indah. Ikutilah kata hatimu Tan
ga ada yang ga bisa. Pasti kita bisa dan sanggup”
“ makasih Selin, Ca
kalian memang sahabat yang berharga yang aku miliki. Aku bahagia di dekat
kalian, dibandingkan sebelumnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar